Adidas 2025: Dari Tren Samba Hingga Kolaborasi Premium
Adidas adalah salah satu brand olahraga terbesar di dunia yang juga punya pengaruh sangat kuat dalam dunia streetwear. Walau sering dibandingkan dengan rival utamanya, Nike, Adidas tetap berhasil mempertahankan relevansi dan popularitas dengan strategi yang unik. Tahun 2025 menjadi momen penting, karena Adidas bukan hanya bangkit kembali setelah krisis di era 2022–2023 (berakhirnya kolaborasi dengan Kanye West dan Yeezy), tapi juga menunjukkan bahwa mereka mampu mendefinisikan ulang identitas streetwear modern.
Sejarah Singkat: Dari Olahraga ke Streetwear
Didirikan di Jerman pada 1949 oleh Adi Dassler, Adidas awalnya fokus pada perlengkapan olahraga. Namun sejak dekade 1980-an, brand ini mulai terhubung dengan dunia streetwear, terutama melalui musik hip-hop. Grup legendaris Run-DMC memperkenalkan gaya Adidas Superstar tanpa tali dalam lagu “My Adidas” (1986), yang menjadi titik balik besar.
Sejak itu, Adidas bukan sekadar brand olahraga, melainkan simbol budaya jalanan, musik, dan gaya hidup.
Adidas di 2025: Strategi Kunci
1. Kebangkitan Model Klasik: Samba, Gazelle, Campus
Tahun 2025, Adidas berhasil menghidupkan kembali model-model klasik dari arsipnya. Samba menjadi ikon global, dipakai selebriti, influencer, hingga pecinta fashion di Asia dan Eropa. Tren retro revival yang mengangkat gaya Y2K membuat sneaker lama Adidas kembali jadi “must-have item”.
- Samba: Populer di kalangan Gen Z, sering dipadukan dengan celana baggy, rok mini, hingga tracksuit retro.
- Gazelle: Digemari karena warna-warna cerah dan vibe 90-an.
- Campus: Jadi favorit skater dan anak muda yang mencari gaya kasual tapi stylish.
2. Kolaborasi dengan Fashion High-End
Adidas paham bahwa streetwear kini semakin dekat dengan high fashion. Itulah kenapa brand ini rutin bekerja sama dengan rumah mode ternama.
Beberapa kolaborasi penting di 2025:
- Adidas x Gucci → koleksi mewah yang menggabungkan heritage sportswear dengan kemewahan khas Gucci.
- Adidas x Wales Bonner → koleksi dengan nuansa Afro-Karibia yang unik, sukses besar di pasaran.
- Adidas x Moncler → gaya outdoor premium yang tetap sporty.
3. Sustainability dan Inovasi
Adidas melanjutkan komitmen besarnya terhadap keberlanjutan. Program “End Plastic Waste” menjadi prioritas utama. Target tahun 2025: 90% produk menggunakan bahan ramah lingkungan.
- Penggunaan material Primegreen & Primeblue dari daur ulang plastik laut.
- Eksperimen dengan sepatu berbahan mushroom leather (Mylo).
- Seri Futurecraft Loop: sepatu yang 100% bisa didaur ulang.
4. Digital & Metaverse
Adidas juga aktif di dunia digital. Setelah merilis NFT pertamanya di tahun 2021, kini mereka menghadirkan pengalaman belanja berbasis AR (augmented reality) di store flagship, serta sneaker digital eksklusif di game populer.
Dampak Adidas di Dunia Streetwear 2025
- Asia Sebagai Pasar Utama → Di Jepang, Korea, dan China, sneaker Samba & Gazelle jadi bagian outfit harian. Banyak K-pop idol tampil mengenakan Adidas.
- Kembali Jadi Ikon Fashion → Jika era Yeezy mendominasi 2010-an, kini Adidas tidak lagi bergantung pada 1 figur.
- Komunitas Skater & Musik → Adidas tetap dekat dengan komunitas skater, musisi indie, hingga pecinta street culture.
Analisis: Apa yang Membuat Adidas Bertahan?
Ada tiga hal utama yang membuat Adidas tetap relevan:
- Heritage yang Kuat: Model klasik tetap bisa dihidupkan ulang tanpa kehilangan identitas.
- Kolaborasi Premium: Masuk ke pasar high fashion membuat Adidas lebih eksklusif.
- Sustainability: Fokus ke masa depan membuat brand ini lebih dipercaya generasi muda.
Kesimpulan
Tahun 2025 adalah tahun kebangkitan Adidas. Dari tren Samba yang mendominasi TikTok hingga kolaborasi mewah dengan Gucci dan Wales Bonner, Adidas membuktikan bahwa mereka bukan sekadar pesaing Nike, tapi juga pionir streetwear modern.
Dengan perpaduan heritage, inovasi, dan komitmen sustainability, Adidas dipastikan tetap menjadi salah satu pilar utama streetwear global di masa depan.