Shawn Stussy — Salah Satu Pendiri Streetwear Brand Legendaris
Stüssy telah berdiri sejak tahun 1984 dan menjadi salah satu pionir streetwear paling tua yang masih punya pengaruh besar hingga kini. Tapi siapa sebenarnya Shawn Stussy, sosok di balik brand legendaris ini? Artikel ini mengulas perjalanan dari asal nama, bagaimana Stüssy berkembang di era surfing & hip-hop, hingga kontribusinya terhadap kultur global.
Awal Karier & Sejarah Brand
Shawn Stussy memulai secara sederhana: menulis namanya dengan gaya graffiti di papan selancar buatannya. Dari sana, karya-karyanya menarik perhatian, dan pada 1983–84 ia mulai bekerja sama dengan teman, Frank Sinatra Jr., untuk menjadikan brand ini resmi. Popularitasnya meroket, terutama setelah dikaitkan dengan musik, budaya skate, dan komunitas hip-hop.
Ekspansi & Pengaruh Kultur
Pada pertengahan hingga akhir 80-an, Stüssy mulai dipakai oleh selebriti & musisi seperti Billy Idol, De La Soul, dan lain-lain, yang membantu brand ini menembus pasar yang lebih luas. Laporan menyebut pada 1991, Stüssy meraih penghasilan sekitar USD 17 juta, sekaligus membuka toko di Eropa. Persatuan antara style surfing, skate, dan hip-hop menjadikan Stüssy sebagai brand yang melintasi batas budaya.
Pergeseran ke Skateboarding
James Jebbia (pendiri Supreme) pernah bekerja sebagai store manager di Stüssy, dan lewat sosok ini Stüssy makin merambah skate scene. Shawn dan tim mulai melihat potensi yang besar di skateboarding — baik sebagai budaya maupun pasar — dan aktif mensponsori skater-skater lokal yang kemudian jadi bagian dari identitas brand.
Keputusan Shawn & Proyek Lain
Pada 1996, Shawn memutuskan hengkang dari pengelolaan brand, memilih fokus ke kehidupan keluarga, namun ia tetap memiliki posisi sebagai penasihat. Kemudian, pada tahun 2008, ia meluncurkan proyek terbaru bernama S/Double sebagai cara melestarikan kreativitasnya di dunia fashion dan desain tanpa tekanan besar dari industri komersial.
Galeri (klik untuk perbesar)
Kesimpulan
Shawn Stussy adalah lebih dari seorang desainer; ia adalah jembatan antara budaya pantai, grafiti, hip-hop, dan skate. Jejaknya terlihat jelas dalam identitas fashion masa kini. Memahami kisah di balik brand seperti Stüssy bukan hanya soal memakai label, tapi menghargai kreativitas dan komunitas yang telah menjadi bagian darinya.

